Vanesha
.........singkat cerita akhirnya gue
berhasil jadian dengan Vanesha. Hubungan kami sudah berjalan 3 bulan.
Selayaknya hubungan pada umumnya, romantis cuma di awal bulan saja. Selebihnya
kita selalu bertengkar masalah konflik di Papua
Sejak awal hubungan ini tidak
direstui oleh orang tua Vanesha, karena perbedaan kelas sosial. Vanesha anak
orang kaya dan terpandang, sementara gue anak orang biasa. Uang Ayah di
tabungan saja cuma 7 triliyun, rumah gue ada 2 dan mobil punya 4. Tapi itu
semua dalam bentuk niat.
Hubungan kami semakin hari semakin
tidak jelas, sementara orang tua Vanesha ingin menjodohkan anaknya dengan anak
orang kaya, saudagar minyak. Minyak telon. Vanesha yang dari dulu ingin
berpisah dari gue memanfaatkan keadaan ini sebagai alasan agar bisa putus dari
gue.
Akhirnya kita putus, dan Vanesha
pacaran dengan anak saudagar tersebut. Sejak kejadian itu gue berusaha
melupakan Vanesha dan belajar demi masa depan gue.
1 tahun berlalu. Sekolah gue di Harvard Universitas berjalan bagus dan terus meningkat. Prestasi demi prestasi gue dapatkan. Gue sudah
banyak lupa tentang Vanesha, sampai kejadian itu dimulai.....
Pukul 13.47, gue dapat pelajaran
dari kepala dosen sedang mempelajari cara hidup ayam di Alaska. Tiba-tiba hp
gue ada panggilan masuk. Gue angkat, ternyata telfon dari Vanesha. Dia
menanyakan kabar gue sambil menangis. Lalu gue tanya kenapa dia menangis, dan
dia menjawab pacarnya kasar. Suka ngancam kalo tidak keluar malam. Selama ini
dia tidak bahagia pacaran dengan cowonya. Dia bilang katanya dulu menyesal
putus dari gue. Dia juga berencana mau putus dengan cowonya. Tak lama kemudian
dia menutup telfonnya, sepertinya cowonya datang.
Sejak dapat kabar itu konsentrasi
gue yang sedang belajar menjadi kacau. Fokus gue bubar. Alhasil sekolah tersebut
gagal total. Semua anak satu kelas mata pelajaran nilainya jeprot, setelah
mengikuti ujian yang tak berprikemanusiaan, Sementara gue yang sedang mengikuti
ujian mencoba untuk diam-diam searching di internet, dan tak ketahuan sama
dosen, untung saja searching gue berhasil dan gue selamat.
Setelah kejadian itu gue di
keluarkan dari Harvard Universitas karena ketahuan searching. Gue memutuskan kembali ke
Indonesia untuk menemui Vanesha. Gue berharap dia mau balikan sama gue.
Setelah sampai di Indonesia,
kemudian gue telfon Vanesha. Setelah diangkat, kemudian dia cerita kepada gue
ada kabar baik. Katanya dia makin cantik, dan sikap cowonya berubah drastis
menjadi sangat perhatian kepada dia. Dia juga bilang tidak akan putus dengan
cowonya
Mendengar kalimat itu gue tidak berdaya
lagi............
Gue tidak hanya kehilangan sekolah.
Tapi juga kehilangan harapan....
Tiba-tiba buah mangga jatuh ke wajah
gue. Gue kaget dan terbangun. Perlahan
gue mulai buka mata lebar-lebar. Terlintas dalam pikiran
"Vanesha?? Siapa Vanesha?? Aku tidak kenal!!"
Dan gue sadari semua tadi hanyalah
mimpi.............